OBSERVASI PAUD “PLAY GRUP PKK SAROJA”
MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH
Pengantar Pendidikan
yang dibina oleh Dra. Hj. Umi Dayati, M.Pd
Oleh:
Adin Ariyanti Dewi 120141400986
Auliya Aziza 120141411477
Eka Yulina Rachmawati 120141411478
Hawwin Fahmi Ramadhan 120141411488
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR SEKOLAH
Maret 2013
LAPORAN OBSERVASI PAUD
Dewasa ini PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) berkembang pesat. Seiring dengan perkembangan tersebut banyak mendirikan Pos PAUD yang menerima peserta didik usia 0-6 tahun maupun Play Grup yang menerima peserta didik pada usia 3-4 tahun saja. Pendirian lembaga ini bertujuan untuk meningkatkan pendidikan anak usia dini dan menindaklanjuti adanya ilmu dan toeri tentang pengetahuan, bahwa kemampuan anak dalam hal menyerap ilmu pada usia dini sangatlah maksimal dan bagus. Masa ini disebut sebagai Golden Age. Paud sendiri masuk dalam kajian Pendidikan Non Formal. Di Indonesia Lembaga PAUD sudah berkembang sangat baik mulai dari kota hingga desa. Namun masih ada beberapa masalah yang timbul yang menjadi hambatan lembaga untuk berkembang.
Seperti yang dialami oleh lembaga PAUD: Play Grup PKK Saroja yang berlokasi di Jln. Kertapati, desa Kedung sumur, Kec. Kerembung Sidoarjo. Play Grup yang berdiri pada tahun 2008 setelah satu tahun sebelumnya mengajukan surat izin pendidrian lembaga. Play Grup ini didirikan karena adanya pengetahuan guru tentang adanya Golden Age. Selain itu adanya dorongan bahwa di desa tersebut melihat banyak anak usia dini yang hanya bermain tanpa bimbingan, yang tak jarang permainan tak terarah membuat anak-anak ini salah dalam bersikap maupun cara berfikir mereka. Hal tersebut mendorong Guru di Tk Darma Wanita Persatuan Kedung dan kepala desa mendidrikan Play Grup ini.
Dalam pelaksanaan tersebut masih banyak hambatan-hambatan yang di alami oleh Play Grup ini, seperti sarana prasarana yang belum memadai walaupun pemerintah telah memberi bantuan, setelah pihak Play Grup mengajukan proposal ke dinas Paudni, ada juga masalah pada pengajaranya seperti menghadapi peserta didik yang hiperaktif namun hal tersebut dapat diatasi oleh guru dengan kekreatifan menciptakan suasana belajar yang enjoy dan tertarik pada proses pembelajaran. Agar tidak terjadi kejenuhan, pengajar membuat sistem pembelajaran dengan jadwal pertemuan tiga kali seminggu yaitu senin, kamis dan sabtu dengan Rancangan Pembelajaran Mingguan (RPM). RPM sendiri adalah sebuah rancangan pembelajaran yang dibuat untuk laporan pembelajaran guru namun disini juga dibuat untuk membuat model pembelajaran yang berbeda tiap pertemuan agar tidak terjadi kejenuhan.
Ada juga masalah seperti masih kurang sadarnya masayrakat tentang pentingnya pembelajaran pada usia dini pada Play Grup dan akibatnaya kuota/ target jumlah peserta didik dalam kelas, yang berjumlah 25 siswa belum terpenuhi. Tidak hanya karena kesadaran dari orang tua tentang pentingnya pembelajaran pada anak usia didni, tapi juga terdapat kendala biaya dan waktu unuk mengantar peserta didik yang dialami oleh beberapa orangtua muda masa kini. Orang tua muda yang disibukan oleh kegiatan kerja atau mencari nafkah, sehingga mereka tidak memasukan anak mereka dengan alasan bahwa tidak ada yang mengantar dan menjemput ketika peserta didik masuk play grup.
Upaya untuk mengatasi masalah ini guru mengadakan sosialisasi kepada masayrakat melaui wali murid dari TK dan Play Grup selain itu kepala desa dan perangkat desa memberiakan sosialaisasi melalui POSIANDU. Hingga adanya pemberian (insentif) berupa discaount atau potongan harga daftar kepada calon siswa atau peserta didik di Play Grup ini yang dapat mengajak peserta didik lain, teman, ataupun saudara untuk masuk ke Play Grup. Namun solusi pemberian insentif dan sosialisasi slema ini belumlah mencapai hasil yang ditargetkan masih belum terpenuhinya kuaota/ target jumlah siswa untuk Play Grup tersebut.
Upaya-upaya dalam menghadapi problem dalam pengajaran sudah sangat bagus namun untuk meyakinkan masayrakat bahwa pendidkan Play Grup sangatlah penting. Sebab dalam Play Grup anak bukan diajarkan langsung untuk belajar seperti anak TK maupun SD, sebab pada Play Grup anak akan diajarkan belajar melaui tugas pada usianya tersebut yaitu bermain. Jadi agar solusi yang dilaksanakan oleh pihak Play Grup dapat maksimal maka sosialisai harus dilaksanakan lebih continue atau berkelanjutan. Sosialisai Golden Age harus dilaksanakan secara luas, dengan cara mengadakan penyuluhaan atau sosialisai dengan menghadirkan pakar atau pemateri ahli dalam Golden Age. Sosialisai ini di rancang berkelajutan seperti pada sosialisai yang dilaksanakan didalam POSYANDU yang berkelanjutan.
Nantinya dalam program sosialisai ini kita buat sebuah rangkaian inti acara yang pertama materi Golden Age, tugas perkembangan peserta didik( dimana pada materi ini pemateri menjelaskan tentang tugas anak pada usia Play Grup dimana pada usia mereka didalam Play Grup akan diajarkan pembelajaran dengan bermain bukan 100% belajar membaca dan menulis), dan materi tentang potensi serta kelebihan anak yang mengikuti Pembelajaran Play Grup. Kemudian akan dilanjutkan dengan sesi tanya jawab dengan pemateri agar orang tua calon peserta didik dapat mengerti apa saja dan betapa pentingnya Pendidikan pada usia dini. Dan dilanjutkan dengan penayangan video tetang play Grup atau anak-anak yang berhasil atau bekemampuan lebih ketika di mengikuti Play Grup sebelum dia masuk ke TK.
Setelah acara sosialisai telah dilaksanakan, maka dilanjutkan dengan pihak Paly Grup membuat acara sosialisai di lanjutkan dengan acar lomba seperti fasition show anak, mengambar,mewarnai, menyayi dan menari serta lomba lainya. Pada acara sasarannya khusus untuk anak usia dibawah 6 tahun dengan kisaran bahwa pada usia rentang dibawah 6 tahun sang anak sudah dan belum mengikuti Play Grup. Atau dikatagorikan 3-4 tahun yang nanti pemenangnya juara satu, dua, dan tiga mendapatkan hadiah dapat masuk sekolah tanpa biaya pendaftaran, dan usia 5-6 dapat masuk ke TK tanpa biaya pendaftaran.
Untuk mengatasi masalah ibu muda yang mengalami kesulitan atau hambatan saat memasukan anaknya ke play grup dengan alasan tidak ada yang mengantar dan menjemput pihak sekolah dapat membuka atau membuat penjagaan anak yang belum di jemput orang tuanya semacam penitipan. Atau pun membuat jasa antar jemput.